KEBAHAGIAAN bukan terletak pada banyaknya wang ringgit atau harta semata-mata kerana kebahagiaan berkait rapat dengan ketenangan hati. Kebahagiaan adalah kesenangan hidup, suasana aman serta kemujuran yang dilalui seseorang dalam kehidupan.
Kebahagiaan terletak dalam hati, apabila hati bahagia akan terpancar kebahagiaan di wajah seseorang. Rumah tangga bahagia juga menyumbang ke arah kebahagiaan hidup dalam masyarakat.
Tokoh cendekiawan Islam, Ibnu Khaldun pernah mengatakan:
“Bahagia itu ialah tunduk dan patuh mengikut garis yang ditentukan Allah dan sifat perikemanusiaan.”
Tokoh Islam, Ma’adz bin Jabal pernah menyatakan:
“Sesungguhnya tak boleh bagi kamu mempunyai kebahagiaan di dunia. Dan engkau lebih berhajat lagi kepada kebahagiaan di akhirat. Maka mulai dengan kebahagiaan kamu dari akhirat lalu ambilkan. Sesungguhnya engkau akan lalu di atas kebahagiaan dari dunia, maka hendaklah engkau mengaturnya.”
Jelasnya, kesenangan hidup dan suasana aman di dunia adalah atas daya usaha kita sendiri, begitu juga kebahagiaan akhirat, kita perlu berusaha mendapatkannya. Melalui amalan baik dan ketakwaan kepada Allah, segala kebahagiaan pasti tercapai.
Ada pandangan cendekiawan Islam mengatakan, untuk mencari bahagia, bebaskan hati daripada dendam dan rasa takut. Hidup sederhana, mengharap sedikit, memberi banyak. Isi dan penuhkan harapan dengan kasih sayang. Lupakan kepentingan diri dan ingatlah orang lain. Lakukan kebaikan sesama manusia seperti anda ingin diperlakukan.
Kalangan remaja sering tersalah anggap mengenai kebahagiaan, mentafsirkan kebahagiaan adalah keseronokan dan keinginan hidup bebas tanpa kongkongan. Sebenarnya itu semua bukanlah kebahagiaan.
Kehidupan yang menjurus kepada kebahagiaan dipilih remaja sering mengakibatkan mereka terjerumus ke kancah pergolakan hidup, pergaulan bebas, melepak, berkeliaran tanpa membuat kerja berfaedah.
Tokoh Islam, Hamka pernah berkata,
“Kekayaan harta benda, pangkat atau kedudukan yang tinggi tidaklah dapat menutupi kekerdilan jiwa atau tabiat yang tidak jujur. Malah, bertambah banyak kekayaan atau bertambah tinggi kedudukan, bertambah jelaslah kekerdilan jiwa dan kekurangan seseorang. Oleh sebab itu, kayakan batin lebih dulu untuk menghadapi kemungkinan naik atau kemungkinan turun.”
Ketenangan jiwa juga boleh membawa kebahagiaan dalam hidup seseorang. Firman Allah yang bermaksud:
“Orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram.” (Surah Ar-Ra’ad, ayat 28)
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu terjadi perkara berlawanan. Orang miskin dilihat serba kekurangan dan menderita, hidup mereka tenang, bergembira dan bahagia. Orang kaya, serba mewah, berilmu pengetahuan, tetapi hidupnya resah, cemas dan selalu merasa tidak puas.
Sesuatu kita miliki, jika tidak diterima dengan keimanan dan jiwa bersih, hanya akan membuat diri menjadi keluh-kesah. Kita harus menyedari tidak selamanya orang mampu menghadapi kesukaran menimpanya dan tidak selamanya orang berhasil mencapai tujuannya dengan baik.
Oleh itu, remaja perlu dididik dengan keperibadian yang luhur dan jiwa sihat supaya mampu menghadapi apa juga masalah. Dalam kehidupan, kita harus berusaha menjaga kemuliaan hati pada setiap tingkah laku dan akhlak yang ditunjukkan.
Mencari jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat penting dan setiap umat Islam mestilah berusaha untuk mencapai matlamat ini. Teruskanlah mendidik hati dan jiwa supaya mencapai ketenangan serta kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.
No comments:
Post a Comment
sharing is caring...